Merasa Dilecehkan, Coba Hubungi Sahabat Korban Kekerasan Seksual KAKG
Sebagai seorang perempuan jujur saya itu miris, kok masih saja ada pelecehan atau kekerasan seksual. Kini bentuknya pun macam-macam dan yang paling jamak ditemukan di sosial media.
Jejaring online yang harusnya aman untuk semua pengguna justru menjadi momok bagi sebagian perempuan. Dan besar kemungkinan bila seseorang telah menjadi korban justru akan ‘dirujak’ oleh netizen.
Tak ingin ini terjadi tentu kita harus bijak bersosial media. Minimal mengajarkan dan memberi contoh bagi orang sekitar dan sebagai seorang ibu yang memiliki satu anak laki-laki tentu ini menjadi concern.
Jangan sampai kemudian tidak melakukan kontrol dan anak lepas. Sosok yang dikira baik-baik saja di rumah tapi menjadi sosok menakutkan bagi perempuan lain di luar sana.
Namun demikian adanya sosial media bagi mereka yang bijak juga akan lebih mudah mendapat dukungan sosial. Salah satunya bagi mereka para korban kekerasan seksual untuk kemudian bisa bersikap harus berbuat apa.
Sahabat Korban Kekerasan Seksual KAKG (Kelompok Advokat untuk Keadilan Gender)
kumparan.com |
Program ini sengaja dibentuk karena ada cukup banyak aduan kekerasan seksual yang diterima. Sebagai sesama seorang perempuan tentu ia tak rela dan tak bisa membiarkan ini terus terjadi.
Pada suatu waktu Veda pernah membuat tweet di X dan setelahnya ia mendapat DM seputar kekerasan seksual mencapai 200 DM dalam 2 hari. Dan hal inilah yang menjadi momentum untuk Veda turun dan membantu para korban.
Perempuan yang akrab disapa Veda ini pun melihat angka atau jumlah kekerasan seksual ini pun meningkat. Peningkatan ini kian parah selama pandemi dan ia menggunakan istilah Kekerasan Seksual Berbasis Gender Online atau KBGO untuk jenis pelecehan berbasis media online.
Bentuknya pun macam-macam mulai dari kalimat yang tidak senonoh, simbol-simbol hingga gambar atau video porno.
Hal ini dikuatkan atas dasar penelitian yang dilakukan LM Psikologi UGM di mana ada peningkatan kasus KBGO yang naik hingga mencapai angka 300%. Sementara itu untuk kekerasan berbasis gender meningkat hingga 63%.
Data ini diperkuat temuan Komnas Perempuan dimana pada tahun 2022 terdapat 2.228 kasus kekerasan seksual. Informasi serupa disuguhkan Data Lembaga Pelayanan dimana pada tahun 2022 terdapat angka kekerasan seksual mencapai 4. 102 kasus.
Hadirnya Sahabat Korban Kekerasan Seksual KAKG (Kelompok Advokat untuk Keadilan Gender) diharapkan mampu memberi bantuan kepada korban kekerasan seksual. Bantuan yang diberikan pun tidak saja bisa bersinggungan dengan hukum semata tapi juga bisa mengarah ke dukungan baik itu secara fisik maupun mental.
Tantangan Paling Besar
Veda sadar betul ada banyak tantangan dalam hal ini dan salah satu yang paling krusial dimana korban bisa berasal dari seluruh Indonesia. Mereka yang ada di daerah / luar Pulau Jawa tentu tak semudah mereka yang ada di Jawa.
Sumber daya, khususnya psikolog dan tenaga medis belum bisa menjangkau seluruh wilayah. Khusus untuk konsultsi pun sebenarnya bisa via telpon / internet tapi pada faktanya tidak semua orang bisa mengakses.
Apresiasi SATU Indonesia Awards 2022
Berkat kepedulian perempuan berkacamata ini ada banyak perempuan yang merasa terbantu. Dimana para korban kekerasan seksual ini memiliki tempat mengadu dan bagaimana menyelesaikan masalah yang ada.
Tak hanya itu saja tapi ia juga melakukan edukasi kepada para pihak untuk mencegah agar hal ini tidak terjadi lagi. Berbagai pihak harus dilibatkan dan sinergi itu harus terus dilakukan.
Kini ia pun tak sendiri, ada banyak pengacara yang turut bergabung dan berpartisipasi dalam program pendampingan korban kekerasan seksual berbasis teknologi. Semoga angka kekerasan ini bisa ditekan dan tidak ada lagi korban-korban lainnya.
Posting Komentar untuk "Merasa Dilecehkan, Coba Hubungi Sahabat Korban Kekerasan Seksual KAKG"