Wanita dan Kusta, Waspada Sebelum Kena
Kusta menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti hingga saat ini. Khususnya bagi wanita karena akan memengaruhi “masa depan”. Dan diskusi menarik itu hadir dari Ruang KBR yang mengangkat tema Wanita dan Kusta.
linamuryani.com |
Saya katakan masa depan karena bisa jadi stigma yang muncul dan ada hingga saat ini bahwa kusta menjadi salah satu penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan menular dengan mudah. Besar kemungkinan tak ada laki-laki atau keluarga laki-laki yang rela anaknya menikah dengan penderita atau mereka Orang Yang Pernah Menderita Kusta (OYPMK).
Lain cerita bila kondisi ini terjadi pada keluarga yang telah melek informasi seputar kusta. Seperti kita tahu kusta (dengan pengobatan yang benar) maka dapat disembuhkan. Setidaknya membutuhkan waktu selama 6 bulan terus menerus untuk minum obat rujukan dokter.
Obat kusta pun saat ini bisa didapat secara gratis atau cuma-cuma. Paling penting berani terbuka kepada keluarga untuk kemudian ke puskesmas untuk mendapat penanganan intensif.
Keluarga miliki andil besar bagi penderita kusta untuk bisa sembuh seperti sedia kala. Support system dan dukungan sangat dibutuhkan dan jangan sekali-kali abai. Kusta bisa menyerang siapa saja dan tidak mengenal jenis kelamin maupun usia.
Wanita dan Kusta
Ruang Publik KBR dan NLR Indonesia senantiasa memberikan edukasi kepada masyarakat luas. Dan beberapa waktu lalu, tepatnya Rabu, 30 Agustus 2023 mereka menggelar Talkshow “Wanita dan Kusta.” Narasumber yang dihadirkan adalah Yulianti yang tak lain Ketua PerMaTa Sulawesi Selatan & OYPMK Perempuan.
Mengawali kisah Yulianti menemukan bercak merah dan mati rasa pada ibu jari. Setelah dua minggu reaksi tersebut masih muncul dan begitu diperiksakan positif kusta dengan Tipe Penyakit Kusta Multi Basiler.
Dari hasil pemeriksaan itu Yulianti harus menjalani pengobatan intensif selama satu tahun. Usut punya usut kusta tidak datang begitu saja tapi dari saudara sepupu yang lebih dulu mengidapnya.
Karena kusta ini Yulianti akhirnya menarik diri dari keluarga. Berbagai ketakutan pun muncul, dari ketidakberanian untuk bekerja di sektor eksternal hingga menikah. Bahkan dalam satu masa pernah benar-benar menyerah.
Namun itu dulu, kini perempuan berhijab ini telah lepas dari kusta dan menjadi OYPMK. Tak ingin yang lain mengalami apa yang diderita ia pun gencar mengkampanyekan bahaya kusta dan cara menghadapinya.
Menurutnya, kusta tak mengenal jenis kelamin dan semua bisa kena dan paling penting adalah menjaga kesehatan diri dan lingkungan.
Harus Bangkit dan Tetap Berjuang
linamuryani.com |
1. Fokus Berobat
Hal pertama yang harus dilakukan adalah benar-benar berobat secara intensif. Dan tak tanggung-tanggung, selama 12 bulan ia pun berobat penuh. Memastikan mengonsumsi obat dibutuhkan dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
2. Tidak Peduli Apa Kata Orang
Stigma negatif kusta masih ada disebagian masyarakat dan hal itu tidak perlu ditanggapi. Hindari lingkungan yang kurang kondusif, terutama mereka yang beranggapan kusta mudah menular dan tidak bisa disembuhkan.
3. Jaga Gaya Hidup Sehat
Seperti penyakit pada umumnya, seringkali penyakit muncul karena kurangnya kesadaran akan gaya hidup sehat. Bukan hanya pada apa yang melekat ditubuh tapi juga lingkungan sekitar.
4. Menerima Keadaan
Perlu diketahui menerima keadaan berbeda dengan menyerah. Dan hal yang tak kalah penting adalah legowo menerima apa yang terjadi dan muncul kesadaran untuk lebih baik lagi.
5. Saling Menguatkan Sesama OYPMK
Saat ini ada beberapa organisasi yang bisa mempertemukan OYPMK yang satu dengan yang lain dan PerMaTa adalah salah satunya. Bergabung PerMaTa setidaknya akan menjadi support system terbaik karena mereka bisa bertukar pikiran satu sama lain.
PerMaTa sebagai Wadah OYPMK
Saat ini ia tergabung dalam Perhimpunan Mandiri Kusta atau yang disingkat PerMaTa. Menjadi wadah bagi mereka yang pernah terkena kusta agar lebih sadar akan bahaya kusta.
PerMaTa sendiri tidak hanya ada di Makassar tapi ada juga di kota-kota lain di tanah air. Selain di Sulawesi Selatan juga bisa ditemukan di Sumatera, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, hingga Ambon.
Berbagai kegiatan positif digelar PerMaTa, mulai dari sosialisasi, edukasi ke masyarakat bersama petugas kesehatan setempat, memberikan dukungan dan semangat hingga menemani dan mendampingi penderita kusta.
Posting Komentar untuk "Wanita dan Kusta, Waspada Sebelum Kena"