Mengatasi Anak Lambat Bicara dengan Cara Sederhana
Memiliki anak usia 2 tahun dan belum bisa bicara secara penuh kadang membuat emak-emak galau. Muncul ketakutan kenapa hal ini bisa terjadi. Pun demikian dengan saya dimana anak semata wayang di usia 2 tahun 2 bulan belum memiliki kosa kata yang cukup banyak.
Namun setelah melakukan observasi dan konsultasi dengan dokter ternyata hal itu tidak patut dikuatirkan. Dari hasil observasi dan konsultasi saya pun meyakini bahwa anak memiliki kemampuan untuk menyerap kata yang berbeda-beda.
Tak perlu diperbandingkan dengan anak lain seusianya. Tak perlu juga memaksa anak untuk mengikuti kemauan orang tua.
Bagi saya cukup anak bisa tumbuh kembang secara wajar. Tanpa perlu target yang kemudian akan membebani anak dan orang tua.
Stimulasi atau rangsangan yang cukup, mungkin itu menjadi kata kunci untuk melatih anak agar kosakata kian bertambah. Selalu ajak bicara anak sehingga ia akan mengikuti dan berlatih untuk menegucapkan.
Kabar gembira bagi saya pribadi tentunya bila buah hati bisa menerima instruksi dan melaksanakan. Contoh paling mudah tentu saja diusianya yang baru 2 tahun bisa makan, minim sendiri. Bahkan ia paham bila diminta untuk mengambil air atau menaruh piring di belakang usai makan hingga menyalakan atau mematikan kipas angin.
Beberapa benda pun telah ia pahami dengan baik. Selain piring, gelas, sendok dan mainan ia pun tahu apa itu pintu, remote teve ataupun lainnya.
Yang bikin gemas tentu saja minimnya kosa kata membuat komunikasi kurang lancar. Saat ia menginginkan sesuatu baru bisa menunjuk atau bilang “tuuu” tanpa tahu sebenarnya apa yang diminta.
Dalam kondisi ini tentu para orang tua atau emak khususnya harus tahu sebenarnya apa yang diminta. Jangan sampai mis komunikasi yang kemudian akan membuat dia marah atau menangis karena keinginan tidak terpenuhi.
Namun ada satu hal yang hingga kini sulit diterapkan dengan adanya YouTube dimana di dalamya terdapat berbagai macam bahasa. Ternyata berdasar penelitian bahasa yang tidak konsisten dan didengar anak akan mengganggu konsentrasinya.
Seperti yang diketahui apa yang ada di YouTube menyajikan video dengan aneka bahasa. Cara paling praktis tentu saja dengan mematikan suara. Hanya memperdengarkan video yang menggunakan bahasa yang baik dan benar saja.
Menjadi sebuah ketakutan bila kemudian anak mendengar kata yang kurang baik dan terekam dengan baik. Dan kemudian ia akan melakukan pengucapan berulang karena itu yang dipahaminya.
Selain beberapa hal tersebut diatas sebenarnya masih bisa dilakukan alternatif lain semisal memperkuat otot sekitar mulut. Cara paling mudah tentu saja dengan belajar meniup balon atau sedotan.
Agar anak tidak bosan dan tertantang bisa menggunakan kapas. Emak ataau orang tua pun bisa melakukan hingga anak tertantang untuk menyelesaikan tugas.
Rasa penasaran kenapa anak laki-laki lebih lambat bicara daripada anak perempuan pun terjawab sudah. Ternyata anak laki-laki biasanya memiliki kadar hormon testosteron yang lebih tinggi daripada anak perempuan.
Kondisi ini ternyata tidak saja terjadi di Indonesia. Di belahan dunia lain pun terjadi hal serupa. Bila tidak percaya mungkin bisa cek disekitar dan pasti anak perempuan akan memiliki kemampuan berbahasa lebih cepat daripada anak laki-laki.
Perlu di yakini bahwa keterlambatan bicara pada anak bukanlah jenis gangguan perilaku. Jauh lebih penting adalah mengetahui kira-kira faktor apa saja penyebabnya dan kemudian mencari solusi. Bila kesulitan dalam mengatasi hal ini ada baiknya untuk konsultasi ke dokter guna mendapat informasi yang komprehensif.
Namun setelah melakukan observasi dan konsultasi dengan dokter ternyata hal itu tidak patut dikuatirkan. Dari hasil observasi dan konsultasi saya pun meyakini bahwa anak memiliki kemampuan untuk menyerap kata yang berbeda-beda.
Tak perlu diperbandingkan dengan anak lain seusianya. Tak perlu juga memaksa anak untuk mengikuti kemauan orang tua.
Bagi saya cukup anak bisa tumbuh kembang secara wajar. Tanpa perlu target yang kemudian akan membebani anak dan orang tua.
Stimulasi atau rangsangan yang cukup, mungkin itu menjadi kata kunci untuk melatih anak agar kosakata kian bertambah. Selalu ajak bicara anak sehingga ia akan mengikuti dan berlatih untuk menegucapkan.
Kabar gembira bagi saya pribadi tentunya bila buah hati bisa menerima instruksi dan melaksanakan. Contoh paling mudah tentu saja diusianya yang baru 2 tahun bisa makan, minim sendiri. Bahkan ia paham bila diminta untuk mengambil air atau menaruh piring di belakang usai makan hingga menyalakan atau mematikan kipas angin.
Beberapa benda pun telah ia pahami dengan baik. Selain piring, gelas, sendok dan mainan ia pun tahu apa itu pintu, remote teve ataupun lainnya.
Yang bikin gemas tentu saja minimnya kosa kata membuat komunikasi kurang lancar. Saat ia menginginkan sesuatu baru bisa menunjuk atau bilang “tuuu” tanpa tahu sebenarnya apa yang diminta.
Dalam kondisi ini tentu para orang tua atau emak khususnya harus tahu sebenarnya apa yang diminta. Jangan sampai mis komunikasi yang kemudian akan membuat dia marah atau menangis karena keinginan tidak terpenuhi.
Namun ada satu hal yang hingga kini sulit diterapkan dengan adanya YouTube dimana di dalamya terdapat berbagai macam bahasa. Ternyata berdasar penelitian bahasa yang tidak konsisten dan didengar anak akan mengganggu konsentrasinya.
Seperti yang diketahui apa yang ada di YouTube menyajikan video dengan aneka bahasa. Cara paling praktis tentu saja dengan mematikan suara. Hanya memperdengarkan video yang menggunakan bahasa yang baik dan benar saja.
Menjadi sebuah ketakutan bila kemudian anak mendengar kata yang kurang baik dan terekam dengan baik. Dan kemudian ia akan melakukan pengucapan berulang karena itu yang dipahaminya.
Selain beberapa hal tersebut diatas sebenarnya masih bisa dilakukan alternatif lain semisal memperkuat otot sekitar mulut. Cara paling mudah tentu saja dengan belajar meniup balon atau sedotan.
Agar anak tidak bosan dan tertantang bisa menggunakan kapas. Emak ataau orang tua pun bisa melakukan hingga anak tertantang untuk menyelesaikan tugas.
Rasa penasaran kenapa anak laki-laki lebih lambat bicara daripada anak perempuan pun terjawab sudah. Ternyata anak laki-laki biasanya memiliki kadar hormon testosteron yang lebih tinggi daripada anak perempuan.
Kondisi ini ternyata tidak saja terjadi di Indonesia. Di belahan dunia lain pun terjadi hal serupa. Bila tidak percaya mungkin bisa cek disekitar dan pasti anak perempuan akan memiliki kemampuan berbahasa lebih cepat daripada anak laki-laki.
Perlu di yakini bahwa keterlambatan bicara pada anak bukanlah jenis gangguan perilaku. Jauh lebih penting adalah mengetahui kira-kira faktor apa saja penyebabnya dan kemudian mencari solusi. Bila kesulitan dalam mengatasi hal ini ada baiknya untuk konsultasi ke dokter guna mendapat informasi yang komprehensif.
Posting Komentar untuk "Mengatasi Anak Lambat Bicara dengan Cara Sederhana"